Kamis, 02 Juni 2022

Wakaf Al-Quran Untuk Pelosok Gorontalo Bersama BWA

Palu - Badan Wakaf Al-Quran (BWA) kembali mengajak warga masyarakat di seluruh pelosok negeri termasuk di Kota Palu untuk membantu dan mendukung Proyek Penyaluran Wakaf Al-Quran dan buku Iqra, serta mengadakan training dakwah dan pemahaman islam untuk dai-dai di pedalaman Gorontalo.

“Project BWA merupakan project nasional. Jadi BWA bukan hanya berprogram di Gorontalo saja, tetapi banyak program di kota lainnya. Kebetulan project sekarang untuk di daerah pelosok Gorontalo, kita bisa cek di websitenya www.bwa.id”, tutur Bambang Iskandar salah seorang anggota BWA, pada selasa (31/5/2022).

BWA membutuhkan dana sebesar Rp. 10.000.000.000 atau 100.000 Al-Quran untuk wilayah pedalaman di Gorontalo yang sedang kesulitan mendapatkan Al-Quran karena minimnya akses transportasi ke perkotaan serta harga transportasi yang lebih mahal ketimbang harga al-quran.

Bambang Iskandar menambahkan “Jadi BWA memiliki 8 program seperti Wakaf Al-quan dan Pembinaan (WAP), Water Action for People (WAfP), Tebar Cahaya Indonesia Terang (TCIT), Wakaf Khusus Dakwah (WKD), Wakaf Produktif (WP), Indonesia Belajar (IB), Sedekah Kemanusiaan (SK) dan Zakat Peer to Peer (ZPP)”.

BWA mempermudah anda menyalurkan bantuan dengan memilih menyumbang secara online maupun secara offline. Jika secara offline anda bisa datang langsung ke kantor BWA terdekat.

Kamis, 12 Mei 2022

Keindahan Masjid Terapung yang Telah Hilang

Feature Sejarah

    Warga Kota Palu mana yang tidak mengenal Masjid Apung Arqam Baburahman? Masjid Apung Arqam Baburahman adalah sebuah masjid apung pertama yang berada di Kota Palu. Dengan dinding masjid berwarna coklat yang dominan, berpadu dengan warna cream, hijau, putih dan emas tampak sangat indah, apalagi saat di malam hari, yang memancarkan tujuh warna yang berubah-ubah tiap saat. Untuk memasuki masjid ini, kita harus menyeberangi pantai dengan jembatan penghubung yang sudah di hiasi lampu-lampu di kanan kirinya yang menerangi jalan di malam hari. Masjid ini tidak pernah sunyi dari kunjungan jamaah maupun orang-orang yang hanya singgah mampir untuk berfoto.

    Masjid Apung ini juga sebagai salah satu saksi bisu bencana gempa, tsunami dan likuifaksi tanggal 28 September 2018 di Kota Palu yang tidak akan pernah dilupakan warganya, termasuk bagian Sigi dan Donggala. Hal tersebut tentu saja membekas diingatan dan trauma tersendiri bagi masyarakat. Masjid Apung Arqam Baburahman Palu pun terkena dampaknya. Walaupun kubah dan dinding masjid masih ada, tetapi penopang masjid dan jembatan telah rubuh akibat diterjang tsunami yang dasyat hingga tak tampak lagi.

    Sehingga sekarang dan dulu pun, Masjid Apung Arqam Baburahman Palu tetap menjadi pusat perhatian masyarakat maupun orang luar. Walaupun keindahannya sudah tidak ada lagi. 

Senin, 25 April 2022

LUCKY

Namaku lucky, aku seekor keledai. Tidak seperti namaku, aku sangat tidak beruntung karena ditempatkan di kandang kuda. Berada di antara kerumunan kuda yang tinggi dan gagah membuatku terlihat sangat mencolok, sehingga seringkali dihina. Entah apa yang di pikirkan tuanku ketika menaruhku di ternak kuda ini, padahal jelas-jelas kalau aku seekor keledai.

“Hei nak kau tersesat ya? Hahahaha,”

“Hei Lucky, dimana dirimu. Kenapa tidak kelihatan?”

“Hahahaha.. hei hentikan lah! lihat dia ingin menangis disini,”

“Bau apa ini? Hei Lucky! Kau belum mandi ya?”

“Hahahahaha,”

Begitulah kata para kuda itu. Yah seperti biasa mereka bersuara sangat berisik seperti kicauan burung gagak yang sering mengitari rumah tuanku. Aku sering sekali duduk di pojokan kandang ini.  Disini aku bisa melihat pertunjukan beberapa kuda berlomba adu kecepatan.

“Hahhh andaikan aku bisa menjadi kuda,” pikirku

Lalu tiba-tiba, terdengar suara lonceng berbunyi yang sangat nyaring dibarengi bau harum yang sangat kutunggu-tunggu.

“Waktunya makan.. ,“ kata tuanku yang membawa karung goni yang besar-besar.

Sehingga dia harus memabawanya dengan gerobak. Kami semua langsung mengerumuni tuan kami, sudah pasti aku yang pendek ini terinjak-injak oleh kuda yang gagah dan tinggi itu.

“Astaga kenapa ini sakit sekali,” Pikirku sambil menutup mata dan melindungi kepalaku dengan tangan. 

Sampai terasa sentuhan lembut dari atas kepalaku turun ke punggungku yang berulang-ulang. Teringat sewaktu aku masih kecil, aku tenggelam dan tuanku lah yang menyelamatkan ku. Ia menyelimutiku dengan kain sambil mengelusku. Rasanya sangatlah nyaman.  Sepertinya ia tadi melihatku  terinjak-injak di anatar gerombolan kuda-kuda. Akupun kembali berdiri dan ia membawaku keluar kandang.

“Lucky maaf membuatmu tersiksa di kandang ini, tapi tak perlu sedih lagi. Sekarang aku sudah selesai membuatkan kandang khusus buatmu,” katanya yang membuatku terkejut.

Ia memperlihatkan kandang baruku, aku sangat senang, aku meloncat-meloncat dan hampir menendang tuanku sendiri.

“Hahaha bersenang-senanglah Lucky dan makan lah yang banyak,” ucap tuanku yang kemudian beranjak pergi kerumahnya.

Saat aku memperhatikan sekitar ternyata sudah tersedia makanan rumput jerami. Ini akan menjadi makanan yang terenak, karena tidak perlu lagi makan makanan sisa dari kuda-kuda itu.


Wakaf Al-Quran Untuk Pelosok Gorontalo Bersama BWA

Palu - Badan Wakaf Al-Quran (BWA) kembali mengajak warga masyarakat di seluruh pelosok negeri termasuk di Kota Palu untuk membantu dan mendu...