Senin, 25 April 2022

LUCKY

Namaku lucky, aku seekor keledai. Tidak seperti namaku, aku sangat tidak beruntung karena ditempatkan di kandang kuda. Berada di antara kerumunan kuda yang tinggi dan gagah membuatku terlihat sangat mencolok, sehingga seringkali dihina. Entah apa yang di pikirkan tuanku ketika menaruhku di ternak kuda ini, padahal jelas-jelas kalau aku seekor keledai.

“Hei nak kau tersesat ya? Hahahaha,”

“Hei Lucky, dimana dirimu. Kenapa tidak kelihatan?”

“Hahahaha.. hei hentikan lah! lihat dia ingin menangis disini,”

“Bau apa ini? Hei Lucky! Kau belum mandi ya?”

“Hahahahaha,”

Begitulah kata para kuda itu. Yah seperti biasa mereka bersuara sangat berisik seperti kicauan burung gagak yang sering mengitari rumah tuanku. Aku sering sekali duduk di pojokan kandang ini.  Disini aku bisa melihat pertunjukan beberapa kuda berlomba adu kecepatan.

“Hahhh andaikan aku bisa menjadi kuda,” pikirku

Lalu tiba-tiba, terdengar suara lonceng berbunyi yang sangat nyaring dibarengi bau harum yang sangat kutunggu-tunggu.

“Waktunya makan.. ,“ kata tuanku yang membawa karung goni yang besar-besar.

Sehingga dia harus memabawanya dengan gerobak. Kami semua langsung mengerumuni tuan kami, sudah pasti aku yang pendek ini terinjak-injak oleh kuda yang gagah dan tinggi itu.

“Astaga kenapa ini sakit sekali,” Pikirku sambil menutup mata dan melindungi kepalaku dengan tangan. 

Sampai terasa sentuhan lembut dari atas kepalaku turun ke punggungku yang berulang-ulang. Teringat sewaktu aku masih kecil, aku tenggelam dan tuanku lah yang menyelamatkan ku. Ia menyelimutiku dengan kain sambil mengelusku. Rasanya sangatlah nyaman.  Sepertinya ia tadi melihatku  terinjak-injak di anatar gerombolan kuda-kuda. Akupun kembali berdiri dan ia membawaku keluar kandang.

“Lucky maaf membuatmu tersiksa di kandang ini, tapi tak perlu sedih lagi. Sekarang aku sudah selesai membuatkan kandang khusus buatmu,” katanya yang membuatku terkejut.

Ia memperlihatkan kandang baruku, aku sangat senang, aku meloncat-meloncat dan hampir menendang tuanku sendiri.

“Hahaha bersenang-senanglah Lucky dan makan lah yang banyak,” ucap tuanku yang kemudian beranjak pergi kerumahnya.

Saat aku memperhatikan sekitar ternyata sudah tersedia makanan rumput jerami. Ini akan menjadi makanan yang terenak, karena tidak perlu lagi makan makanan sisa dari kuda-kuda itu.


1 komentar:

  1. Cerita nya menarik dan seru, ending nya kurang greget kak kek nangung, intinya sering" post ya min

    BalasHapus

Wakaf Al-Quran Untuk Pelosok Gorontalo Bersama BWA

Palu - Badan Wakaf Al-Quran (BWA) kembali mengajak warga masyarakat di seluruh pelosok negeri termasuk di Kota Palu untuk membantu dan mendu...